Thursday 23 July 2009

Jagakarsa di Sore Hari

Macet di sepanjang jalan, berdampingan dengan kereta-kereta ekonomi yg sibuk lalu lalang.
Baru kemaren aku dapet sms setengah berkelakar darimu, 'kangen i'
Skarang, aku jd ingat dahulu waktu kau biasa mengantarku pulang, di sepanjang jalan ini pula aku mendekapmu di atas vespa hijau itu.

Kadang mampir ke pondok indah untuk sekedar nonton atau makan.
Atau melewati jalanan baru biar aku senang.
Kita saling menatap lewat kaca spion jika lampu jalan berubah merah.

Setelah sampai masjid depan rumahku, aku bilang 'makasih' dan kau pulang ke rumahmu yg lumayan jauh itu..

Hanya teringat, tak ingin mengulang, terlalu beresiko... Sore itu, di jagakarsa :)


Bus deborah depok-kalideres, 2009
Thursday 16 July 2009

Untuk Para Wartawan Kriminal

Aku tak ubahnya seekor kepik harlequin yang melompat dari satu motor ke motor lain, mengikuti kemana mereka mengejar taruna.
Tak penting memang, toh, tanpa adaku mereka tetap beraktifitas seperti biasa.

Tapi tahukah mereka kalau aku memperoleh banyak hal dari mereka?
Kalau aku menyerap lebih banyak ilmu daripada duduk di depan whiteboard dibalik bangku?
Kalau aku diam-diam belajar realita lapangan yang sebelumnya tak pernah ku bayangkan?
Kalau aku melakukan banyak hal yang kulakukan kali pertama dalam hidup seperti memotret mayat, rilis ke polsek-polsek, mengejar kebakaran, ditahan satpam mall, piket malam di palang hitam, melihat sang presiden langsung di stadion dan hal-hal lain yang kadang membuat teman lain bertanya "serius lo?"

Untuk mereka yang hidup dari media..
Untuk mereka yang tidak hanya datang, mengetik di kantor dan pulang sebelum jam 7 sepertiku..
Untuk mereka yang sudah kuanggap kakak-kakak bahkan ayah ku sendiri...

TERIMA KASIH BANYAK! ^__^

Saatnya bikin laporan magang.....


Depok, Juli 2009
Tuesday 14 July 2009

Gak Pengen Mikirin Lagi...

"Lagi-lagi begini! Ah sial!" malam ini kembali merenungnya. "Untung dia memberi kebahagiaan ini cuma sebentar" pikirku. Jika lebih dari 2 minggu, mungkin tembok kamarku masih melihat wajah muram atau mendengar sebuah lagu tanpa judul milik Maliq d'essential malam ini.

"Malam ini malam terakhiiir..." sepotong syair dangdut nista itu kembali menerkam otakku. Dan seperti syairnya aku berjanji: ini malam terakhir merenungnya. Merenungi sang pelangi, merenungi si misteri soliter.

Esok bisa jadi terakhir kali melihatnya. Tak kan kukatakan rasa meskipun itulah kenyataannya.

"Ya Tuhan, sembuhkanlah aku dari 'penyakit' ini. Dan sampaikan kepadanya, jangan keseringan merokok, ntar sakit"

Kebon Jeruk, Juli 2009
Monday 13 July 2009

Seekor Anjing Tanpa Kaki Belakang

Setengah tak percaya kulihat dia berlari mendatangi kami. Warnanya putih, wajahnya tampak lucu. Tertegun ku melihatnya. Entah karena takut, atau karena cara dia berjalan.

Dia bergerak hanya dengan dua kaki depannya, memapah setengah tubuhnya yang tidak sempurna.

Dia hanya seekor anjing. Namun sempat mengingatkanku kepada para pengemis di keramaian jalan tempat tinggalku. Mereka yang berjalan dengan tangan dan dengan tangan itu pula mengadah meminta receh, menjual sebuah sesi drama singkat bertema kesengsaraan.

Wajah sedih seolah menjadi atribut wajib selama mereka bekerja. Entah wajah apa yang mereka pasang setelahnya.

Mereka sebut ini pekerjaan, sebagai penjual kemiskinan.

Tapi anjing itu? Dia bahagia hidup bersebelahan dengan si ratu ombak ini.. Berlarian..

Dia mulai berlari ke arahku..
Saatnya kabur.

Palabuhan Ratu, Juli 2009

author

author

About Me

My Photo
farichah
chirpy duckling, petrichor addict, criminal mind, a rookie writer, believed that zombies are exist
View my complete profile

scrap

scrap

once upon

once upon

Friends

follow or not

follow or not

Followers

visitor

visitor

Tinggalkan jejak anda...

doodle

doodle
Powered by Blogger.