Friday 25 July 2014

Jika Saatnya Kita Memang Harus Berpisah

Dear kesayangan,

Jika saatnya nanti kita memang harus berpisah
Aku ingin dikenang sebagai perempuan yang selalu mencintai kamu
Perempuan yang selalu mendukung apapun yang kamu cita-citakan
Atau yang memberikan segalanya semampunya.

Karena perempuan ini tak pernah luput mengucap syukur atas hadirnya dirimu
Kamu yang selalu membawa pada kebaikan,
Kebahagiaan tak terperi hanya dengan memandangmu tengah tersenyum,
Atau sekadar bercerita tentang apapun.

Jika saatnya nanti kita memang harus berpisah,
Kenanglah aku sebagai perempuan yang gagal membahagiakanmu,
Perempuan yang gagal belajar meredam emosi dan amarahnya,
Atau mengendalikan ego dan rasa tidak amannya.

Bukan perempuan yang membiarkan hatinya mendua,
perempuan yang meninggalkanmu demi kebahagiaannya sendiri.

Maaf kalau kamu harus berurusan dengan perempuan seperti aku,
Menghabiskan waktumu yang berharga dalam menata masa depanmu.

Jika saatnya nanti kita memang harus berpisah,
Terima kasih telah hadir membawa warna unik dalam hidupku,
dan pernah singgah sebagai lelaki nomor satu.



Kebon Jeruk, 22 Juli 2014


Monday 30 December 2013

Lelaki Nomor Satu



Dear lelaki nomor satu,

             Sudah lama sekali rasanya aku tak pernah menulis surat cinta, atau memang belum pernah. Entah karena terlalu sibuk menulis ‘tulisan pesanan’ atau memang tak ada isi hati yang ingin kutuang di sini, gersang dan monoton. Hingga akhirnya aku bertemu kamu, sosok yang awalnya tak terlalu mencolok namun lama kelamaan mampu membangun taman kecil penuh bunga di sisi tergelap hati.

“You came along and made my life a song. Oh lucky day, you came along. Just in time when I was searching for a rhyme, you came along, and we were new.”

        Kamu datang di saat yang sungguh tepat. Bukan saat aku terlalu muda untuk malas berkomitmen, atau terlalu tua saat aku sudah berjalan bersama yang lain. Above it all, kamu datang saat aku butuh kamu. Saat aku butuh teman berbicara tentang diriku yang kuanggap tak berharga. Tentang aku dan segala kenangan negatif yang nyaman bersemayam karena kukunci rapat-rapat di sebuah peti rongsok kecil. Peti yang selalu kucari, kubuka untuk bermain bersama potongan kenangan. Tertawa, merenung dan menangis bersamanya.

       Tapi kamu tidak menghindar. Aku ingat saat kamu memegang tanganku, menatapku dalam-dalam dan bilang “Kamu itu berharga. Kamu harus sayang sama diri kamu sendiri lebih dari apapun.” Tulus. Seketika aku tahu apa rasanya dicintai, apa rasanya menjadi seorang putri. Kamu bagai angin yang menerbangkan butiran pasir sebelum debur ombak membawanya kembali tenggelam. Terima kasih telah menarikku kembali memijak tanah. Terima kasih telah mengubur petiku dan menanam taman bunga di atasnya.

“All my life, I never knew what I could be what I could do, then we were new.”

              Aku perempuan Desember. Kali ini, Desember membawa perubahan besar dalam diriku, dan kamulah sutradaranya. Perlahan aku mulai mengikis tembok egoku dan membangun pintu yang besar supaya kamu bisa masuk. Aku mulai sedikit mengerti mengapa banyak pasangan mengikat janji tanpa takut merasa tidak bebas. Ya, perempuan Desember tak pernah suka dikekang. Tapi perempuan Desember ini malah mempersilakan kamu masuk cukup dalam. Di balik tembok yang gelap, kamu mengulurkan tangan. Dengan senyum termanis kamu membimbingku keluar, seraya berkata “Ayo, kita berpetualang!”

“We can do what we want, we can live as we choose.”

           Selamat tanggal satu, bulan satu. Terima kasih telah menyalakan kembali mentari-mentari kecil di hatiku, membakar semangatku dengan kejutan positifmu. Semangat untuk menjadi perempuan yang lebih lebih lebih baik lagi untukku, dunia dan kamu. Karena bagiku, kamu si lelaki nomor satu.

Sincerely yours,
Bonita



Kebon Jeruk, 30 Desember 2013
Lyrics: “New” by Paul McCartney
Wednesday 13 March 2013

Divisi Fiksi

Alkisah, seseorang muncul di layar TV memberi kesaksian tentang... Mmm... Lupakan. Yang menarik, orang itu tersenyum seraya berbicara dan satu hal yang lekat dalam ingatan adalah alis kirinya yang hanya setengah. Ya, setengah.

---------------------------------------------------------

Dari buku pelajaran agama, kita tahu tugas malaikat itu sangat banyak dan dibagi menjadi banyak divisi. Misalnya divisi mencatat ini itu, divisi jaga pintu, divisi memberi peringatan, dan lainnya. Tahukah kamu, kalau dulu malaikat juga bertugas membuat, atau lebih tepatnya, mendesain manusia sebelum lahir?

Dalam divisi publishing, malaikat bertugas mencari ide, mengumpulkan data sifat manusia, hingga proses desain manusia. Mereka juga bergerak dikejar deadline yang harus cetak 9 bulan sebelum terbit, atau lebih tepatnya lahir. Dengan Tuhan sebagai pemred sekaligus editor utama, malaikat berkewajiban menuruti semua yang diminta Tuhan, bahkan permintaan yang paling aneh seperti mengganti konten di saat-saat akhir menjelang cetak.

Dengan pekerjaan yang banyak, ditambah lagi pekerjaan mencetak manusia ini, malaikat merasa kerepotan. Apalagi mereka bekerja sebagai freelance, tanpa mendapat imbalan. Sebuah pelayanan masyarakat yang absolut.

Pada suatu hari, para malaikat mengadakan demo besar-besaran di gerbang rumah Tuhan, menuntut haknya. Mereka semua turun ke lapangan. Padahal divisi publishing harus jalan terus memproduksi desain-desain manusia bumi.

Tuhan tidak kehabisan akal. Ia kemudian meminta setan untuk menggantikan posisi malaikat di divisi publishing. Setan menyambut dengan riang gembira tak terkira karena akhirnya bisa bekerja setelah biasa menganggur.

Ah memang setan tak becus. Mereka berbuat semaunya, terutama setan-setan yang kebagian membuat draft wajah manusia. Dengan kuasnya, mereka mengambar wajah-wajah lucu.

Ada yang giginya tidak rapi, jidat terlalu lebar, kumis jarang-jarang, hidung terlalu besar, dan tentu saja, alis yang hanya tumbuh setengah.

Tuhan hanya bisa geleng-geleng kepala. Draft manusia sudah keburu proofprint karena harus segera masuk ke divisi percetakan bayi. Sudah tidak bisa diedit lagi...

Jadi, jangan heran kalau ada orang-orang di sekitar kita yang tidak sempurna dan terlihat lucu. Tapi, mereka tidak sendirian. Mungkin Anda sendiri juga merasa ada campur tangan setan di hidung, lengan, pipi atau noda wajah Anda?

Ada yang giginya tidak rapi, jidat terlalu lebar, kumis jarang-jarang, hidung terlalu besar, dan tentu saja, alis yang hanya tumbuh setengah. Ya setengah.

-----------------------------------------------------

Seseorang dengan alis setengah itu masih memberikan kesaksian atas sesuatu yang saya tidak perhatikan. Saya hanya tertawa kecil, mengambil remote televisi dan mematikannya. Sudah cukup untuk hari ini.


Kedoya, 12 Maret 2013
Tuesday 14 August 2012

Let's Fuckin Start Again

"Waktu terakhir kita berpisah, aku menatap matamu..." Kata-katanya belum selesai, tapi cukup membuatku kembali membuat mata yang sama seperti yang terakhir ia lihat. Sendu yang buru-buru kuhapus dengan lagu yang mengalun keras mengacak otak. 

"There ain't no glory and there ain't no hope. We will hang ourselves just show us the rope."

Seperti seorang anak kecil yang asik bermain. Saat itulah mainan kesayangannya hilang. Pergi jauh, terlalu jauh untuk digenggam atau dibawa untuk sekedar menemani malam-malam berikutnya. Anak ini tahu mainannya akan hilang, tapi ia menolak untuk merelakan.

"There ain't no scapegoats left to blame. We brought this on ourselves, we could have been the change."

Seperti seorang pecandu yang sudah terlanjur tenggelam dalam kelam. Saat itulah opium di sakunya habis. Hilang, tidak lagi membuat waktunya serasa berjalan lamban dalam kesenangan. Sekarang ia kembali dalam himpitan waktu, himpitan suara-suara fiksi yang tak henti bermunculan. Suara-suara pekikan rasa bersalah.

"So cut our throat, end our live. Let's fuckin start again!"


Kedoya, 14 Agustus 2012


Those lyrics are from "Crucifucks" by Gallows
Wednesday 11 July 2012

Mengapa Sephia?

Oh Sephia
Mengapa kau begitu dungu?
Bagai keledai yang terjatuh di lubang yang sama.
Mengapa kau senang bermain api?
Memilih mencintai daripada dicintai

Hey Sephia,
Apa asiknya menjadi kekasih gelap?
Itu bukan cinta, Sephia
Disana, di luar sana, ada orang lain yang mampu mengajarimu cinta.
Mengapa kau tak mencarinya?
Mengapa... mengapa... mengapa?


Kebon Jeruk, 11 Juli 2012
Sunday 17 June 2012

Blackbird Fly


Dia tak mampu menjaga hati
Senantiasa bermain dengan jaringnya
Menangkap, dan melepaskannya lagi
Tak jarang meninggalkan luka dalam mangsanya

Dia dan senyumnya
Tidak pernah bermaksud untuk menetap
Bukan berdusta,
Hanya disebar di ladang senja
Menunggu burung-burung kecil terperangkap
Demi sebuah permainan singkat

Ah, kebahagiaan semu
Bagaimana bisa dia menangkapku?
Larutkanku dalam ragamu
Aku telah kehilangan sebagian sayapku
Perih, tapi masih bisa kutahan


Take these broken wings and learn to fly

Mungkin masih bisa kubawa terbang
Biar perlahan tak apa
Menjauh darinya...
Perlahan...

Blackbird fly...
Blackbird fly...
Into the light of the dark black night


Kebon Jeruk, 17 Juni 2012
Tuesday 13 December 2011

Moraine Lake

Finnaly I found it!
 Name of the place I always want to be there











It's Moraine Lake, Alberta, Canada!
Wednesday 2 November 2011

Jack And Sally


“Sepertinya ada yang salah dengan kita?” ungkap Sally suatu hari. Makhluk disebelahnya bangun sambil menggeliat malas “sudahlah, haruskah kita membahas ini berulang kali?” ungkapnya kesal. “Tapi kamu tau kan ini salah?” “Salah sangat salah tapi hei, siapa yang peduli? We’re dead!” ujar Jack seraya mendaratkan ciuman ke pipi Sally. “Jack…” ujarnya menepis tubuh kekasihnya “…aku masih memikirkannya.” “Tapi dia di atas sana, masih hidup! Sedangkan kita? Kita hanya tulang belulang tak berjiwa!” bentak Jack. “Aku masih punya hati” “Ahaha persetan, toh aku telah mengambilnya darimu,” tutur Jack sambil tersenyum penuh kemenangan. Dia tahu senyumannya mampu melunakkan hati Sally. Namun tidak untuk saat itu. “Kau juga yang mengambil jiwaku, dasar pembunuh,” ungkap Sally sambil bangun dari tempat tidur. “Tapi toh aku menyusulmu agar kau tak sendirian,” jawab Jack.


Sally merapikan rambutnya dan termenung. “Dengar, Sally… kita saling mencintai. And I will take what's mine, create what God would never design,” ucap Jack dengan nada menghibur. Sally tersenyum. Perasaannya kini campur aduk “…seandainya kita bertemu lebih awal,” harap Sally “Lantas, apa bedanya?”


Inspired by “A Little Piece of Heaven” by Avenged Sevenfold and Tim Burton’s “Nightmare Before Christmas” of course :D

Kedoya, 2 November 2011

Thursday 27 October 2011

Hocus Cobus Pocus







Happy Birthday my favorite drummer,

Cobus Potgieter!!

Monday 11 April 2011

Love Your Parents While You Can (Part 2)

21.00
Sampai juga saya di rumah. Setelah mengganti seragam dengan baju yang nyaman, saya lalu mengerjakan tugas kantor ditemani segelas teh hangat.

21.45
Saya keluar kamar sejenak. Suara-suara ramai di luar rumah menarik perhatianku. Suara-suara itu seperti suara orang-orang yang membaca surat Yasin. Sayup-sayup terdengar suara salah satu dari mereka:
".........Bu Haji meninggal........."

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Memang Bu Haji itu siapa? Bu Haji adalah seorang ibu-ibu tua tetangga saya, yang pernah saya ceritakan di post sebelumnya. Ya, pada akhirnya dia meninggal. Saya tidak mendengar si A menangis, mungkin karena ia lelaki tangguh sehingga mampu menyimpan air matanya dan menumpahkannya saat tidak ada yang melihat. Setidaknya itu pikiran positif saya setelah terlalu banyak hal negatif tentangnya yang membuat saya ikut-ikutan berpikir negatif.



Mungkin ini artinya ia tidak akan pernah mendengar teriakan ibunya
...untuk sekedar meminta sedikit bantuan

Mungkin sekarang ia dapat bernapas lega
...atau menyesal karena pernah membentak ibunya
Mungkin hari ini ia tidak menangis
...namun bukan berarti ia tidak sedih kehilangan sosok ibu
Mungkin, mungkin dan mungkin
...ya, hanya mungkin

---------------------------------------------------------------------------------------------------

"baru pulang?"
"iya bu, abis dari Depok, ngerjain skripsi"
"saya butuh uang nih, kemarin saya jatuh tangan kanan saya keseleo"
"oh, saya hanya ada segini bu"
"aduh, makasih ya"
"nanti kalau saya udah kerja, insyaAllah bisa bantu bu Haji lebih banyak"

Dan janji itu tak pernah kutepati

Kebon Jeruk, 11 April 2011

author

author

About Me

My Photo
farichah
chirpy duckling, petrichor addict, criminal mind, a rookie writer, believed that zombies are exist
View my complete profile

scrap

scrap

once upon

once upon

Friends

follow or not

follow or not

Followers

visitor

visitor

Tinggalkan jejak anda...

doodle

doodle
Powered by Blogger.