Monday 23 August 2010

Tuhan, Aku Hendak Mengeluh

Tuhan...
mungkin Kau lelah dengan pertanyaan "mengapa" sehingga Kau tak pernah menjawabnya secara lugas
aku tahu Kau pun lelah dengan keluhan-keluhanku yang mengalir tak habisnya bak mata air keruh..

Maaf, tapi ku hendak mengeluh lagi.
Aku takkan memulai dengan kalimat "Apa salahku?" tapi lebih kepada "Apa yang membuatku spesial?"
Apa yang membuatku spesial di mataMu, Tuhan? Sehingga kau membebankan tanggung jawab sebesar ini?

Kau pasti tahu ini tentang apa, karena aku langganan mengeluh dalam hal ini
Kenapa kau posisikan aku sebagai si sulung, si pemegang keputusan?
tak lupa Kau kurung aku dalam bui "tanggung jawab" karena jika ku lari dari bui mu, maka label pengecut akan setia bertengger di punggungku.

Kau letakkan aku di dua jurang yang sama dalamnya, yang satu tak lebih baik dari lainnya.
Tapi Kau lupa memberiku sayap untuk menghindar.
Entah apa yang Kau sembunyikan dariku, akan jadi apa aku nanti jika salah mengambil keputusan.


"What doesn't kill you, makes you stronger"
HambaMu ini mungkin mengeluh, tapi tidak menyerah

Kebon Jeruk, 24 Agustus 2010
Friday 20 August 2010

Merdeka di Karimun Jawa



17 Agustus 2009…

Menilik kembali setahun yang lalu saat dengan sedikit modal nekat saya menekan ‘attending’ untuk RSPV liburan ke Karimun Jawa. Saya cuma mengenal 2 orang saat itu: ney dan ricco. Ya, tanpa pikir terlalu panjang, karena biasanya ujung-ujungnya gak bakal jadi.

“Dua tas cukup” pikirku saat berencana meninggalkan rumah selama seminggu lebih. Satu tas ransel lowepro kupinjam dari seorang teman dan yang lainnya dari ibuku. Cukup berat, saya kemudian memesan tiket travel Cipaganti cabang Kebon Jeruk. Bandung? Ya, Paris van Java lah tujuan pertamaku karena disanalah rombongan yang berisi orang-orang yang kukenal akan berangkat.

Setelah menjajah kostan ney, esoknya kami siap berangkat bersama dengan beberapa orang lain dari Bandung. Sekitar 12 Jam bus ini berjalan dari Bandung menuju Jepara, dan sampai esok paginya. Masih ngantuk, kebelet pipis dan lapar belum sarapan, kami bertemu dengan rombongan Solo.  Kata mereka, kapal Muria akan segera berangkat. Dan perjalanan air berikutnya akan memakan waktu enam jam…


Uno memang menyenangkan. Uno pula permainan penghilang rasa bosan kami. Tetapi mana ada orang bermain Uno selama 6 jam nonstop? Karena itulah kami sempat berhenti bermain dan tertidur..




Akhirnya sampai juga di pulau Karimun Jawa. Kami pun berjalan kaki menuju rumah penduduk yang sudah dipesan untuk kami menginap. Setelah berberes-beres,  kita menuju ke penangkaran hiu.. sounds horrible but we’ll never know unless we try right? Tepat saat mentari sudah malu-malu mengintip dari balik awan..


Kucelupkan kakiku ke kolam yang berisi ikan-ikan hiu tersebut. Merinding, padahal airnya hangat. Ah ya, saya sedikit takut saat itu. Tapi setelah tahu kalau hiunya kecil-kecil dan baik hati (atau gak nafsu liat saya yang seperti tulang belulang?) saya santai.. Begitupun teman-teman yang lain. Alhasil, tidak sampai setengah jam, kami bermain sendiri dan melupakan hiu… poor sharks…

Setelah selesai dari tempat penangkaran hiu, kami makan di warteg bu Esther. Entah karena lapar atau lelah atau memang doyan, makanan disitu enak banget dan harganya bener-bener gak masuk akal sangking murahnya. She’s really recommended warteg owner..!!

Kami menimba sumur dulu sebelum mandi. Jangan harap ada kamar mandi seperti di kota-kota. Kamar mandi disini tidak menggunakan pintu melainkan tirai. Diliputi rasa was-was, acara mandi saya yang biasa memakan waktu lama, saat itu hanya berlangsung beberapa menit.. hebat.

Saat terbaik setelah mandi adalah saat saya, Ricco dan beberapa orang lainnya mengendarai motor untuk sekedar mampir ke suatu dermaga tanpa pemilik. Dengan gelap absolut, nampak bintang-bintang gemerlapan di atas kami dan sirip-sirip ikan berkilauan dibawah kami, dibawah kayu dermaga yang kami duduki. Saya coba mengabadikannya dengan kamera tapi tidak mampu. Dari situ saya belajar, tidak semua kekuasaan Tuhan dapat direkam dengan alat manusia.

Mata adalah lensa dan kepala adalah memory card terbaik saat kita mencoba mengabadikan keindahan yang hanya Tuhan tujukan kepada kita, bukan orang lain.

After that…

author

author

About Me

My Photo
farichah
chirpy duckling, petrichor addict, criminal mind, a rookie writer, believed that zombies are exist
View my complete profile

scrap

scrap

once upon

once upon

Friends

follow or not

follow or not

Followers

visitor

visitor

Tinggalkan jejak anda...

doodle

doodle
Powered by Blogger.