Wednesday 2 November 2011
Jack And Sally
“Sepertinya ada yang salah dengan kita?” ungkap Sally suatu hari. Makhluk disebelahnya bangun sambil menggeliat malas “sudahlah, haruskah kita membahas ini berulang kali?” ungkapnya kesal. “Tapi kamu tau kan ini salah?” “Salah sangat salah tapi hei, siapa yang peduli? We’re dead!” ujar Jack seraya mendaratkan ciuman ke pipi Sally. “Jack…” ujarnya menepis tubuh kekasihnya “…aku masih memikirkannya.” “Tapi dia di atas sana, masih hidup! Sedangkan kita? Kita hanya tulang belulang tak berjiwa!” bentak Jack. “Aku masih punya hati” “Ahaha persetan, toh aku telah mengambilnya darimu,” tutur Jack sambil tersenyum penuh kemenangan. Dia tahu senyumannya mampu melunakkan hati Sally. Namun tidak untuk saat itu. “Kau juga yang mengambil jiwaku, dasar pembunuh,” ungkap Sally sambil bangun dari tempat tidur. “Tapi toh aku menyusulmu agar kau tak sendirian,” jawab Jack.
Sally merapikan rambutnya dan termenung. “Dengar, Sally… kita saling mencintai. And I will take what's mine, create what God would never design,” ucap Jack dengan nada menghibur. Sally tersenyum. Perasaannya kini campur aduk “…seandainya kita bertemu lebih awal,” harap Sally “Lantas, apa bedanya?”
Inspired by “A Little Piece of Heaven” by Avenged Sevenfold and Tim Burton’s “Nightmare Before Christmas” of course :D
Kedoya, 2 November 2011
Labels:
gak penting
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
author
About Me
- farichah
- chirpy duckling, petrichor addict, criminal mind, a rookie writer, believed that zombies are exist
scrap
once upon
Friends
follow or not
Followers
visitor
Tinggalkan jejak anda...
Feedjit
doodle
Powered by Blogger.
3 comments:
Ya, mungkin karena itu
gw ga tau ceritanya kayak gimana, tapi entah kenapa gw suka tulisan ini :D
bagus nih ceritanya. :D btw, suka avenged sevenfold ya? :D
Post a Comment